Satupenghormatan yang besar dan patut dibanggakan tidak hanya bagi warga sekitarnya namun juga bagi Desa Jatimekar Jatiluhur, Metro TV melalui acara Kick Andy Shows, Jum'at 17 Oktober 2014 memberikan apresiasinya dengan mengangkat aksi kepedulian Warisdi dalam pengembangan atlet dayung sebagai kisah inspiratif dari pinggiran Waduk jatiluhur. . Lokasi Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Map Klik Disini HTM Weekdays Weekend Buka Tutup – WIB Berkunjung ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terasa masih belum lengkap sebelum singgah ke Waduk Jatiluhur. Ungkapan tersebut muncul bukan hanya karena Waduk Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, tapi juga karena kawasan di sekitar bendungan ini menyajikan panorama alam yang luar biasa indah. Selain itu, pengunjung juga bakal dimanjakan dengan berbagai macam fasilitas untuk melengkapi aktifitas berwisata, karena kawasan di sekitar bendungan memang difungsikan sebagai objek pariwisata, sama seperti bendungan-bendungan raksasa lainnya yang ada di Indonesia. Seperti Waduk Karangkates, Waduk Kedung Ombo, Waduk Gajah Mungkur, Waduk Batu Tegi serta yang lain. foto by Sejarah Singkat ❤️Mitos Kisah Misteri❤️Rute Menuju Lokasi❤️Pesona Waduk ❤️Harga Tiket Masuk ❤️Fasilitas❤️ Sejarah Singkat ❤️ Proses pembangunan Waduk Jatiluhur dimulai sejak tahun 1957 dengan ditangani oleh perusahaan kontraktor asal Perancis, “Compagnie Francaise D’entreprise”. Waduk ini dibangun untuk membendung Sungai Citarum yang memiliki daerah aliran sungai seluas km2. Peletakan batu pertama dari proyek yang memakan anggaran sebesar US$ 230 juta tersebut dilakukan oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Sedang peresmiannya dilaksanakan pada 26 Agustus 1967 oleh Presiden Soeharto. Bendungan ini sebenarnya memiliki nama “Waduk Juanda”. Nama tersebut diberikan guna mengenang jasa dari Perdana Menteri RI terakhir, karena beliaulah yang memperjuangkan terealisasinya proyek pembangunan bendungan terbesar di Indonesia tersebut. Untuk membangun Waduk Jatiluhur, sebanyak 14 desa ditenggelamkan, dan penduduk sejumlah orang dipindahkan ke daerah-daerah yang ada di sekitar bendungan serta ke Kabupaten Karawang. foto by Waduk ini memiliki multifungsi, dengan fungsi utama sebagai pembangkit tenaga listrik yang mampu menghasilkan listrik rata-rata juta kwh pertahun yang pengelolaannya dilakukan Perum Jasa Tirta II. Fungsi lain dari Waduk Jatiluhur adalah sebagai penyedia air irigasi untuk mengairi sawah seluas ha, sebagai tempat budidaya ikan air tawar, sebagai penyedia air baku industri dan PDAM dan sebagai pengendali banjir. Dengan beragam fungsi yang ada tersebut, membuat TMA Tinggi Muka Air yang ada di bendungan ini senantiasa diperhatikan, guna menghindari eutrofikasi yang dapat mengganggu sistem irigasi air baku yang disuplai dari waduk. Salah satu metode pengendalian yang dilakukan adalah dengan menjaga ekosistem serta pengoperasian Hollow Jet Valve HJV, sehingga sistem irigasi bendungan dapat beroperasi sebagaimana yang direncanakan. Mitos Kisah Misteri❤️ Sama halnya dengan danau-danau alami dan danau-danau buatan lainnya yang ada di Indonesia, sejumlah cerita misteri ikut mewarnai keberadaan Waduk Jatiluhur. Kisah tentang hantu-hantu dan penampakan makhluk tak kasat mata tersebut menjadi semakin dipercaya oleh warga sekitar, karena pada kenyataannya setiap tahun selalu saja ada orang-orang yang tewas tenggelam di kawasan bendungan. foto by Salah satu cerita misteri yang bersumber dari penuturan penduduk sekitar dan sampai kini masih kerap diceritakan adalah kisah tentang Mbah Jawer. Konon dulu ada bayi yang dihanyutkan di aliran Sungai Citarum oleh orangtuanya, karena malu dengan keberadaan bayi tersebut yang pada dahinya terdapat pial atau jengger atau dalam bahasa Sunda Jawer. Bayi yang hanyut di aliran sungai tersebut kemudian diselamatkan oleh bangsa jin dan menjadi bagian dari alam ghaib. Karena marah pada orangtua yang telah mencampakkannya, bayi yang sudah menjadi kakek-kakek itu kemudian melampiaskan dendamnya kepada penduduk dari desa tempat orang tuanya berasal. Bayi yang kemudian dikenal dengan sebutan Mbah Jawer itu kerap menengelamkan penduduk sekitar yang melanggar pantangan. Sehingga pada awal-awal dibangunnya Waduk Jatiluhur banyak warga sekitar yang lebih memilih jalur transportasi darat untuk bepergian ke tempat lain daripada menyeberangi Sungai Citarum. Itu sebabnya masyarakat di sekitar Jatiluhur masih banyak yang berpendapat bahwa Sungai Citarum dan Bendungan Jatiluhur merupakan kawasan yang angker. foto by Kisah misteri lainnya yang ada di bendungan ini adalah tentang adanya Alligator Fish atau ikan dengan kepala menyerupai aligator sebesar perahu. Keberadaan ikan ini konon karena adanya jaring apung tempat penangkaran Alligator Fish milik petani ikan yang jebol. Ikan-ikan yang selanjutnya memasuki kawasan perairan Waduk Jatiluhur tersebut tumbuh dan berkembang biak, bahkan dengan ukuran yang sangat besar. Bukti dari keberadaan ikan dengan wajah menyeramkan ini adalah seringnya jaring apung milik petani ikan yang jebol. Selain itu, beberapa ikan ini juga beberapa kali tersangkut jaring nelayan yang mencari ikan di kawasan waduk. Alligator Fish yang tertangkap nelayan itu ada yang berbobot 5 kg, 8 kg hingga 15 kg. Terlepas dari sejumlah kisah misteri yang menyelimuti Waduk Jatiluhur, keindahan alam yang membalut bendungan ini merupakan anugerah Tuhan yang patut untuk dinikmati. Rute Menuju Lokasi❤️ foto by Dengan alamat di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Waduk Jatiluhur berjarak sekitar 9 km dari pusat kota Purwakarta, dimana lokasinya ada di atas ketinggian bukit dengan akses jalan berkelak-kelok sehingga harus hati-hati dan waspada. Namun demikian, kondisi jalan bisa dibilang sempurna serta dapat dilewati oleh kendaraan jenis apa saja termasuk bus. Bagi wisatawan yang menggunakan angkutan umum, dapat menggunakan bus antar kota yang melewati jalur Purwakarta – Bandung dan berhenti tepat di depan jalan yang menuju pintu masuk Waduk Jatiluhur. Jika dari pusat Kota Purwakarta dapat naik angkot 03 berwarna merah kuning dan turun di Pasar Bunder. Selanjutnya pindah angkot 011 berwarna merah hitam yang akan membawa penumpang langsung menuju ke kawasan bendungan. Wisatawan yang datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, jika datang dari luar kota bisa melewati Tol Cikampek dan keluar di Pintu Tol Jatiluhur. Selanjutnya belokkan kendaraan ke kiri dan sekitar 300 meter dari pintu tol akan Anda temukan sebuah pertigaan yang bagian tengahnya dihiasi patung Semar. Beloklah ke kiri, ke arah jalan yang menanjak sebelum akhirnya bertemu dengan Pertigaan Pasar Bunder. Di pertigaan tersebut, ambil jalan yang ke arah kanan dan terus saja berjalan lurus hingga melewati Jembatan Tol Cipularang. Begitu bertemu dengan pertigaan lagi, pilih jalan yang lurus dan menanjak. Sekitar 6 km di depan, Anda akan tiba di lokasi yang dituju. Pesona Waduk ❤️ foto by Indahnya danau buatan berpagar pepohonan dengan latar belakang bebukitan dan Gunung “Tiga Menara”, menjadi suguhan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Waduk Jatiluhur. Begitu mempesonanya pemandangan yang ada di tempat ini, membuat siapapun akan betah berlama-lama. Keindahan tersebut akan tampak lebih sempurna, jika dilihat dari tengah bendungan sambil mancing ikan dengan menggunakan kapal atau perahu yang dapat disewa dari para nelayan. Aktifitas memancing ini banyak dilakukan oleh wisatawan serta komunitas mancing yang datang berkunjung ke sini, karena di kawasan perairan bendungan memang menjadi habitat dari berbagai jenis ikan. Di tengah bendungan juga terdapat rumah makan apung dengan sajian utama ikan bakar. Bersantap di atas air dengan view indahnya panorama alam, tentu akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. foto by Pengunjung yang datang ke kawasan bendungan, juga dapat melihat aktifitas budidaya ikan dengan menggunakan keramba. Terdapat beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di dalam keramba tersebut, seperti ikan mas, sepat, nila dan mujair. Namun yang paling mengundang perhatian adalah ikan patin, karena agresif dan seringkali melompat-lompat. Sejumlah fasilitas olah raga dan permainan juga telah disiapkan bagi para wisatawan, seperti kano, selancar angin, ski air, speed boat, serta yang lain. Untuk dapat memanfaatkan fasilitas tersebut tentunya tidak gratis dan dengan harga yang bervariasi tergantung dari jenis fasilitas yang ingin digunakan. Puas bermain di kawasan perairan bendungan, pengunjung dapat melanjutkan aktifitas berwisata lainnya yang ada di tempat ini, seperti bersantai di Grama Tirta, berbelanja ikan di tempat pengumpulan ikan yang disebut Servis, naik kereta gantung yang melintas di atas kawasan perairan atau menuju ke waterboom. foto by Jika waterboom yang dijadikan pilihan, pengunjung akan menjumpai 4 buah kolam yang terdiri dari kolam dangkal, kolam anak, kolam dewasa dan kolam renang olimpyc. Jika dibandingkan dengan Snowbay Watertainment yang ada di TMII, Atlantic Water Adventure yang ada di Ancol atau Circus Waterpark yang ada di Bali, Waterboom yang ada di jatiluhur ini memang tidak ada apa-apanya. Namun ada kenikmatan tersendiri saat berenang di jernihnya air kolam Waterboom Jatiluhur, yaitu berenang sambil menikmati keindahan alam. Harga Tiket Masuk ❤️ Untuk dapat memasuki objek wisata Waduk Jatiluhur, pengunjung dikenakan harga tiket masuk sebesar pada hari Senin – Jumat dan pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur. HTM tersebut belum termasuk ongkos parkir sebesar untuk motor dan untuk mobil. Harga tiket tersebut hanya berlaku untuk memasuki kawasan wisata dan belum termasuk tarif masuk lokasi waterboom yang harga tiketnya sebesar untuk weekdays dan untuk weekend. Fasilitas❤️ Jika ingin memanfaatkan sejumlah fasilitas di tempat wisata, pengunjung masih harus membayar lagi dengan nilai yang bervariasi, tergantung dari fasilitas yang ingin digunakan. Untuk sewa kapal misalnya seharga jetski begitu juga dengan fasilitas yang lain. Karena pengelolaan tempat wisata ini sudah dilakukan dengan profesional, masalah fasilitas tidak perlu diragukan. Semua fasilitas sebagaimana layaknya sebuah tempat wisata dapat ditemui di tempat ini, seperti information center, kamar mandi dan toilet, mushollah, playground, outbond area, camping ground, bilyard, lapangan tenis, serta fasilitas yang lain. foto by Bagi yang ingin bersantap sambil menikmati pesona Waduk Jatiluhur, dapat menuju Area Resto yang merupakan tempat berkumpulnya restoran dan rumah makan dengan menu utama ikan bakar. Namun, terdapat juga menu yang lain, seperti bakso, soto, nasi uduk, ayam goreng, ayam bakar, dan sebagainya. Jika ingin menikmati suasana santai sambil minum kopi serta minuman lainnya, dapat menuju ke kawasan resort yang diberi nama “Grama Tirta”. Sedang untuk yang ingin menghabiskan malam di sekitar kawasan bendungan, tersedia sejumlah penginapan yang dapat dipilih, mulai dari hotel, bungalow sampai dengan villa. Di sini juga terdapat hotel bintang tiga yang bernama “Graha Vidya”. sebagaimana hotel pada umumnya, Hotel Graha Vidya memiliki fasilitas yang lengkap, mulai dari longe, tempat karaoke, restoran sampai dengan ballroom untuk acara meeting, gathering serta acara-acara yang lain. Aktif menulis sejak tahun 1990 sampai Sekarang. Naskah pernah dimuat di berbagai media nasional. Sebanyak 13 judul buku untuk anak-anak telah diterbitkan di beberapa penerbit, seperti Grasindo, Gema Insani Press, SIC, dll. Web Memilikipegunungan dan juga beberapa danau membuat Purwakarta kaya dengan objek wisata alam, seperti Gunung Lembu dan Waduk Jatiluhur. Kedua objek wisata tersebut jadi pilihan favorit banyak wisatawan lokal dan luar daerah, apalagi harga tiket masuknya hanya berkisar dari Rp10.000,00 - Rp25.000,00 Bandung - Purwakarta yang tenar dengan sate maranggi tersebut sebetulnya menyimpan banyak wisata menarik yang dapat dikunjungi. Terletak tidak terlalu jauh dari Kota Bandung, Purwakarta dapat menjadi salah satu alternatif bagi warga Bandung yang ingin berwisata di akhir menggunakan mobil, perjalanan ke Purwakarta melalui tol hanya memakan waktu sekitar satu jam setengah. Melakukan touring singkat dengan motor menuju Purwakarta pun tidak butuh waktu lama, cukup 2 jam perjalanan saja. Berikut daftar tempat wisata yang dapat Anda kunjungi ketika bermain ke Waduk JatiluhurHarga Tiket Masuk hari kerja dan akhir pekanAlamat Jatimekar, Kec. Jatiluhur, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIB Siapa yang tidak mengenal Waduk Jatiluhur? Salah satu ikon Purwakarta ini menjadi daya tarik utama karena beragam aktivitas yang dapat dilakukan disini. Berolahraga, bersantai, dan berfoto ria menjadi aktivitas yang paling sering dilakukan oleh pengunjung Waduk berkunjung ke Waduk Jatiluhur, dari Stasiun Purwakarta, gunakan angkutan kota angkot 04 tujuan Ciganea untuk turun di pertigaan sebelum pertigaan Ciganea. Setelah itu Anda perlu lanjut naik angkot 11 tujuan Waduk Parang GombongHarga Tiket Masuk GratisAlamat Desa Kutamanah, Kec. Sukasari, Kabupaten PurwakartaJam Operasional 24 jamMenjadi salah satu lokasi wisata yang menawarkan lahan kemah, Parang Gombong menawarkan berbagai keindahan alam seperti Waduk Parang Gombong, perbukitan, dan matahari terbit dan terbenam. Selain itu, Parang Gombong juga menyajikan wahana permainan untuk berkunjung ke Parang Gombong, dari pintu tol Ciganea, gunakan angkot jurusan Plered untuk transit di Pasar Plered. Kemudian, Anda dapat melanjutkan perjalanan menggunakan angkot jurusan Cilalawi untuk turun di Pasar Warung Panjang. Setelah itu, gunakan ojek ke Gunung Cikao ParkHarga Tiket Masuk Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBLokasi wisata yang juga memiliki unsur edukasi ini tentu menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Di dalam Cikao Park, pengunjung dapat bermain di water park, taman satwa, taman lampion, dan rumah ilusi. Untuk masuk ke berbagai tempat tersebut, manajemen Cikao Park memberikan biaya tambahan sebesar hingga Taman BatuHarga Tiket Masuk Kampung Lembang, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bojong, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBMata air pegunungan yang mengalir menuju pemandian air dingin menjadi pesona utama Taman Baru di Purwakarta. Tumpukan batu alami di sekitar kolam pemandian pun mempermanis penampilan pemandian menyuguhkan pemandian air dingin, Taman Batu juga menyediakan penginapan dalam dua tipe. Tipe pertama berupa saung dengan satu kamar, dipatok di harga per malam. Tipe kedua berupa rumah dengan dua kamar, dipatok dengan harga per Bukit PanenjoanHarga Tiket Masuk Kampung Cinangka, Desa Sindang Panon, PurwakartaJam Operasional WIBTidak dapat dimungkiri, keindahan spot foto alam di Bukit Panenjoan sangat memikat minat para pemburu foto. Pemandangan kebun teh yang sangat luas, pemandangan pegunungan, dan pepohonan hijau terlihat sangat indah dari Bukit Panenjoan. Beberapa gardu pandang pun dipasang oleh pengelola untuk memudahkan wisatawan berfoto wisata yang resmi dibuka pada 2016 ini juga menyediakan jembatan bambu berbentuk melingkar yang panjangnya mencapai ratusan meter. Pengunjung dapat menjelajahi jembatan bambu ini sembari melayangkan pandangan pada keindahan alam di sekitar Bukit Pasir Langlang PanyawanganHarga Tiket Masuk Desa Pasir Muncang, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBKawasan hutan pinus yang dapat digunakan untuk aktivitas seperti berkemah, bersepeda, atau hiking ini bernama Pasir Langlang Panyawangan. Suguhan cantiknya hutan pinus menjadi daya tarik Pasir Langlang Panyawangan yang juga memiliki objek wisata Curug Pamoyanan Indah dan Goa Tebing BoyerHarga Tiket Masuk Kampung Talun, Desa Tajusindang, Kecamatan Sukatani, PurwakartaJam Operasional 24 jamSalah satu tempat wisata yang hits di Purwakarta, Tebing Boyer disebut sebagai tempat wisata yang anti mainstream. Pada 1957, Tebing Boyer sebetulnya merupakan lokasi penggilingan batu andesit yang merupakan bahan dasar pembangunan Waduk menikmati pemandangan Tebing Boyer, pengunjung perlu melalui trek yang cukup berat sepanjang 2 km. Setelah sampai, pengunjung akan disuguhi sisa-sisa bangunan yang telah runtuh di hadapan pemandangan Gunung LembuHarga Tiket Masuk Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan SukataniJam Operasional 24 jamMenjadi tempat wisata yang direkomendasikan bagi pendaki pemula, Gunung Lembu dengan ketinggian 792 meter di atas permukaan laut mdpl ini menyuguhkan pemandangan Waduk Jatiluhur, Gunung Parang, dan Gunung mendaki Gunung Lembu dibutuhkan waktu sekitar dua sampai empat jam. Pengunjung juga dapat mendirikan kemah untuk menginap di Gunung Lembu. Pengunjung yang menginap akan dikenakan tarif yang lebih tinggi, yaitu Bukit KatumbiriHarga Tiket Masuk Bukit Katumbiri, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta,Jam Operasional WIBObjek wisata yang masih tergolong baru ini menyajikan beragam titik foto yang menunjukkan perbukitan dan terasering. Katumbiri sendiri merupakan sebuah kata di bahasa Sunda yang berarti pelangi. Dalam kata lain, Bukit Katumbiri juga dapat diartikan sebagai bukit Hidden Valley HillsHarga Tiket Masuk dewasa dan anak berumur 2-8 tahunAlamat Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, PurwakartaJam Operasional WIBTempat wisata lain yang hits di Purwakarta adalah Hidden Valley Hills. Tujuh pilar atau tugu yang memiliki ceritanya masing-masing menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Ketika mengunjungi wisata ini, pengunjung tidak hanya disuguhkan pesona alam yang sangat indah, tetapi juga berbagai sejarah yang tertulis di tugu tersebut, seperti kisah Prabu ketujuh tugu tersebut, Hidden Valley Hills juga menyediakan kolam renang yang menjadi spot menarik untuk menyaksikan matahari terbenam. Terdapat biaya tambahan untuk berenang, yaitu untuk orang dewasa dan untuk anak berumur 2 sampai 8 tahun. Simak Video "Penampakan Banjir Bandang Terjang Tempat Wisata di Purwakarta" [GambasVideo 20detik] Kirimanair baku dari Waduk Jatiluhur mendominasi lebih dari 90 persen kebutuhan Jakarta sehingga penurunan pasokan ini memicu terjadinya krisis air bersih di tingkat warga. Selain dari Waduk Jatiluhur, Jakarta mendapat pasokan air curah dari Tangerang dan mengolah air dari Kali Krukut.
Purwakarta - Gunung Lembu di Purwakarta menarik untuk didaki traveler. Gunung ini punya makam keramat dan juga pemandangan indah Waduk Jatiluhur dari atas Lembu mungkin tak masuk daftar gunung favorit di kalangan pendaki. Namanya pun bisa jadi tak banyak yang familiar di telinga. Kendati begitu, gunung yang terletak di Kabupaten Purwakarta menawarkan spot terbaik menikmati Jatiluhur dari atas ketinggian, persis di tepi pendaki pemula, tak perlu khawatir, karena gunung dengan tinggi 792 mdpl ini memiliki trek yang cukup ramah, bahkan bagi orang yang belum pernah mendaki sekalipun. Lantaran rute pendakiannya yang pendek, banyak pula warung makan berjejeran dari pintu masuk hingga ke puncak Gunung Lembu. Ini memudahkan bagi pendaki yang tak mau direpotkan dengan urusan ciamik dari batu besar yang dinamai Batu Lembu tak jauh dari titik puncaknya, jadi alasan pertama tempat ini wajib dijajal. Batu besar ini terletak persis di bibir tebing jurang yang langsung menghadap ke tengah waduk, membuat mata bisa memandang jauh landskap pemandangan Idris/detikTravel Foto undefinedPemandangan semakin sempurna dengan latar Gunung Parang yang menjulang gagah di belakangnya. Mata semakin dimanjakan dengan pemandangan Kota Purwakarta di pendakian Gunung Lembu tergolong pendek dengan 3 pos yang bisa dilahap dalam waktu sekitar 3 jam bagi pendaki pemula. Trek awal dari mulai pintu masuk hingga pos pertama didominasi hutan bambu dengan kontur jalan tanah berbatu. Sepanjang hingga pos pertama, banyak sekali nyamuk yang mengganggu pendaki, sehingga tak disarankan berlama-lama warga sekitar, tanjakan terjal dibuat berundak di beberapa titik untuk memudahkan pendaki. Perjalanan dari pos pertama hingga pos kedua bisa dibilang sudah membuat keringat bercucuran, dengan vegetasi didominasi pohon dengan kerapatan sedang khas hutan dataran rendah. Hingga ke pos 2, banyak ditemui tanah lapang yang berdiri warung makan sebagai tempat melepas Muhammad Idris/detikTravelMeski warung-warung tersebut berada di atas gunung, harganya relatif masih terjangkau yang selisih harganya tak jauh berbeda dengan harga dengan warung di bawah, sehingga tak bakal menguras pos pertama menuju pos ketiga yang jadi puncak Gunung Lembu, barulah trek berat khas pendakian mulai terasa. Batu andesit terjal cukup menyiksa lutut sehingga harus beberapa kali berpegangan pada bambu dan tali memiliki karakter berbatu dengan kemiringan yang curam. Pendaki akan mulai menemui trek sempit dengan jurang di kiri kanannya trek. Kabar baiknya, banyak sekali batu-batu ukuran raksasa yang tersebar di sepanjang jalur yang bisa dijadikan spot terbaik melihat Jatiluhur dari menarik di etape ini, terdapat dua makam yang dikeramatkan yang kerapkali diziarahi pada hari-hari tertentu. Makam Mbah Jongrang Kalipitung jadi tempat keramat pertama yang menyambut di jalur menuju puncak. Sementara tempat keramat kedua yakni makan Raden Suryakencana yang berada di pinggir tebing sebelum mencapai puncak bayangan. Berkemah semalam Idris/detikTravel Foto undefinedKesan angker sangat terasa di kedua makam tersebut. Batu nisan yang dibungkus kain putih lapuk berlumut tampak seperti pocong dari kejauhan, mambuat bulu kuduk merinding. Suasananya gelap lantaran terdapat pohon tua berusia ratusan tahun di samping makam menambah kesan angker. Banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat tentang keberadaan kedua daripada harap-harap cemas dengan suasana angker, akan lebih baik mempercepat langkah melewati dua tempat keramat setelah bermandi keringat selama sekitar 3 jam, pendaki bisa mencapai puncak yang ditandai dengan papan yang ditempel di pohon. Ada beberapa titik tanah lapang yang bisa dijadikan tempat berkemah di sekitar puncak. Bukan puncak yang jadi favorit pendaki, melainkan Batu Lembu yang masih harus dicapai dengan menuruni trek berbatu sekitar 100 meter dari makam keramat Idris/detikTravel Foto undefinedPenamaan Lembu sendiri lantaran gunung ini akan tampak seperti sapi yang sedang duduk dari kejauhan. Letak Batu Lembu seperti berada di punuk sapi atau punggung sapi yang paling menjulang, sehingga membuatnya jadi lokasi terbaik menikmati panorama Jatiluhur, terutama saat terbit dan terbenamnya matahari. Sementara puncak Gunung Lembu hanya berupa tanah lapang sempit yang hanya cukup untuk mendirikan beberapa perlu diperhatikan, puncak Lembu merupakan habitat dari banyak monyet liar. Pendaki kudu-kudu waspada terhadap barang bawaannya. Lengah sedikit, tas atau bungkus makanan bisa dibawa kabur monyet-monyet ini. Dari kelompok monyet di puncak Lembu, ada sejumlah monyet yang memiliki ukuran tubuh cukup besar sehingga sanggup membawa kabur tas yang berat detikTravel menjajal Gunung Lembu pada pekan lalu, cuaca sedang kurang bersahabat lantaran terus menerus hujan, sehingga pemandangan Waduk Jatilur dari atas Batu Lembu sedikit tertutup ke sanaGunung Lembu berada di Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani. Tak ada angkutan umum yang langsung menuju ke sana, sehingga jika tak membawa kendaraan pribadi disarankan mencarter mobil atau angkot. Bagi pengguna transportasi umum, titik terdekat yang bisa dijangkau yakni Pasar Anyar Sukatani yang berjarak sekitar 30 menit dari Stasiun jika menggunakan mobil, pendaki bisa mencari jalan ke arah Stasiun Sukatani atau Pasar Anyar selepas dari Gerbang Tol Jatiluhur. Setelah melewati rel kereta api, mobil atau motor tinggal diarahkan menyusuri jalan beraspal ke arah Lembu dikelola secara swadaya secara bersama-sama oleh masyarakat Desa Panyindangan. Biaya pendaftaran sendiri dikenakan Rp untuk satu orang pendaki yang bermalam atau mendirikan tenda, dan Rp untuk pendaki yang tidak menginap. wsw/aff
PendakianGunung lembu, walau dibilang gunung sebenarnya ini lebih bisa di sebut sebuah bukit dengan batu besar yang menjorong keluar dan jika diperhatikan bentuknya memang seperti punggung se-ekor lembu (Sapi), gunung lembu sendiri berada dekat dengan waduk jati luhur, tepatnya di kampung panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Harga Tiket Rp Jam Operasional 24 Jam, Alamat Kutamanah, Kec. Sukasari, Kab. Purwakarta, Jawa Barat; Map Cek LokasiBerlibur bersama keluarga ke Purwakarta, tentu Anda tidak boleh terlewat mengunjungi Waduk Jatiluhur yang diambil dari nama salah satu kecamatan di daerah tersebut. Selain sebagai PLTA, bendungan terbesar di Indonesia ini bahkan menjadi salah satu objek wisata populer di Jawa Barat dengan beragam wahana seru. Destinasi ini khususnya memang menjadi rekomendasi untuk kunjungan wisata keluarga di akhir Tentang Bendungan JatiluhurDaya Tarik yang Dimiliki Waduk Jatiluhur1. Suasana Bendungan Jatiluhur2. Jatiluhur Water World3. Gunung Cilembu4. Banyak Spot Foto5. Pasar IkanAlamat, Rute Lokasi dan Harga TiketKegiatan yang Menarik Dilakukan di Waduk Jatiluhur1. Berburu Foto2. Memancing3. Berenang4. Outbound5. Berkemah6. Wisata KulinerFasilitas yang Tersedia di Waduk JatiluhurSekilas Tentang Bendungan JatiluhurImage Credit Google Maps Eko PramuyantoBendungan ini mulanya hanya berfungsi sebagaI PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kini waduk yang membendung aliran Sungai Citarum ini mulai dimanfaatkan untuk banyak hal. PLTA Bendungan Jatiluhur sendiri dikelola secara resmi oleh Perum Jasa Tirta II, dan mempunyai sistem limpasan terbesar di tersebut tidak mengherankan, karena Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia yang mana di sana telah terdapat 6 turbin dengan daya 187 MW terpasang. Daya tersebut mampu memproduksi hingga juta kwh tenaga listrik setiap tahunnya. Tidak sampai di situ saja, waduk ini juga mampu dimanfaatkan sebagai penyedia air tanggung tanggung, Waduk Jatiluhur mampu menyediakan air irigasi untuk hektar sawah. Sawah di sekitar bendungan ini mendapatkan irigasi air dengan intensitas dua kali tanam dalam waktu satu tahun. Lebih lanjut, air melimpah yang ada di sana juga berfungsi sebagai pengendali banjir, bahan baku air minum, sampai budidaya semua fungsi dan manfaatnya serta dibuka waduk ini untuk umum sebagai kawasan wisata, Perum Jasa Tirta II selaku pihak pengelola pun memberinya nama “Grama Tirta Jatiluhur”. Nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, yang artinya adalah “kampung air” bila dijadikan ke dalam bahasa luar berbagai manfaat yang mampu dihadirkan, bendungan dengan luas mencapai hektar yang mulai dibangun tahun 1957 ini memang memiliki panorama alam yang sangat indah. Tidak heran setelah dibuka untuk umum sebagai objek wisata, destinasi ini selalu memikat wisatawan domestik sampai Tarik yang Dimiliki Waduk JatiluhurImage Credit Instagram Suasana Bendungan JatiluhurSalah satu daya tarik utamanya adalah suasana dan panorama alamnya yang begitu memikat. Suasana damai dan tenang di waduk ini selalu mampu membuat siapapun betah untuk berlama lama di sana. Ditambah dengan budidaya ikan yang telah dikembangkan di kawasan para wisatawan bisa memancing di tengah heningnya suasana sekitar yang cukup sejuk. Biasanya mereka yang berhasil memancing ikan akan berlama lama di kawasan tersebut hingga sore hari menjelang senja. Sehingga mereka dapat menyaksikan matahari yang mulai terbenam ditemani lezatnya ikan bakar yang berhasil Jatiluhur Water WorldMelimpahnya air di Bendungan Jatiluhur, membuat Jatiluhur Water World akhirnya dibangun. Waterboom ini mempunyai 4 tingkatan kolam renang, mulai dari olympic, dangkal, anak anak, serta dewasa. Sehingga berkunjung ke Waduk Jatiluhur memungkinkan semua kalangan bisa bermain lebih dekat dengan Jatiluhur Water World terbilang mempunyai fasilitas yang cukup memadai. Di sana, Anda bisa menemukan banyak permainan seru dan menyenangkan. Seperti papan seluncur, ember air, bungee trampolin, dan masih banyak lagi lainnya. Inilah mengapa destinasi ini sangat cocok dijadikan sebagai tujuan wisata Gunung CilembuAdanya Gunung Cilembu yang berada di belakang Bendungan Jatiluhur menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya mereka yang mengaku sebagai pecinta alam. Karena dari arah Gunung Cilembu yang memiliki ketinggian kurang lebih 729 meter di atas permukaan laut, Bendungan Jatiluhur terlihat semakin indah apabila dilihat dari puncak atas, akan terlihat panorama indah dari waduk dengan hijaunya pepohonan di kanan dan kiri. Belum lagi dengan keindahan Purwakarta yang juga terlihat makin mempesona apabila dilihat dari ketinggian. Benar benar bayaran yang sepadan untuk perjuangan mendaki gunung Banyak Spot FotoImage Credit Instagram TobeloveallBagi Anda yang hobi fotografi, Waduk Jatiluhur bisa menjadi salah satu pilihan destinasi terbaik saat bertandang ke Purwakarta. Bagaimana tidak, di sini Anda bisa menemukan banyak sekali spot foto instagenic untuk mendapatkan berbagai foto ciamik. Bahkan ada semacam ayunan sederhana terbuat dari kayu, yang sengaja ditempatkan di kawasan wisata sebagai spot Pasar IkanDi Bendungan ini Anda bisa menemukan pasar ikan untuk memuaskan hasrat belanja Anda. Jadi jika Anda kurang suka memancing atau saat memancing tidak bisa mendapatkan ikan, maka berkunjunglah ke pasar ikan yang berada di kawasan waduk. Apalagi kualitas ikannya sangat baik dan fresh, yang merupakan hasil tangkapan dari waduk itu, tidak jauh dari pasar ikan dan panggung terbuka yang acap kali dijadikan sebagai tempat ceremony maupun berbagai acara, Anda juga dapat menemukan toko oleh oleh atau souvenir. Sehingga Anda bisa membawakan buah tangan untuk sanak saudara di rumah atau teman, yang tidak bisa ikut berlibur Rute Lokasi dan Harga TiketImage Credit Google Maps Ikbal FaiWaduk Jatiluhur terletak di Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi ini sangat mudah dicari dan aksesnya pun tidak sulit, karena Bendungan Jatiluhur menjadi salah satu wisata populer di kawasan tersebut. Bila berangkat dari pusat Purwakarta, Anda dapat berkendara selama kurang lebih 30 menit untuk mencapai jaraknya sendiri hanya sekitar 11 kilometer saja dari arah pusat kota. Dan jika berangkat dari Kota Jakarta, maka Anda bisa menggunakan rute jalan Tol Purbaleunyi. Tol ini melintasi Purwakarta – Bandung – Cileunyi, sehingga nantinya Anda dapat keluar di gerbang Tol Jatiluhur. Kurang lebih perjalanan akan memakan waktu hingga 2 jam Anda ke sini tidak membawa kendaraan pribadi, maka tidak perlu khawatir. Sebab ada angkutan umum yang melewati kawasan wisata tersebut. Rute yang harus ditempuh dari pusat Purwakarta adalah menggunakan angkot 03 berwarna merah kuning, menuju Pasar Bunder. Kemudian pindah angkot 011 berwarna merah hitam yang menuju ke Bendungan jam operasionalnya sendiri, Waduk Jatiluhur dibuka selama 24 jam. Yang mana Anda perlu membeli tiket masuk wisata sebesar Rp. per orang di hari Senin sampai Jumat, ketika ingin memasuki kawasan bendungan. Sementara untuk hari Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional, harga tiket masuknya sekitar Rp. tersebut belum termasuk dengan kontribusi parkir dan berbagai fasilitas di dalam destinasi. Tarif parkirnya sendiri tergantung jenis kendaraan yang Anda bawa. Sebab ada pula yang membawa minibus maupun bus ketika berlibur bersama keluarga besar. Tentu tarifnya akan berbeda dengan mobil biasa atau sepeda yang Menarik Dilakukan di Waduk JatiluhurImage Credit Google Maps Djange ART 1. Berburu FotoDengan banyaknya spot foto menarik di Bendungan Jatiluhur, maka Anda perlu mempersiapkan outfit terbaik dan jangan lupa membawa kamera untuk berburu foto di destinasi satu ini. Ditambah dengan keindahan alamnya yang memukau akan membuat hasil jepretan yang diperoleh semakin epic, dan siap untuk Anda bagikan langsung ke berbagai sosial MemancingBudidaya ikan yang dilakukan di waduk, membuat para pengunjung diperbolehkan untuk melakukan kegiatan memancing di objek wisata ini. Jadi bagi Anda yang hobi memancing, tentu akan mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat mengesankan dan sulit untuk dilupakan. Bahkan bagi Anda yang sebelumnya tidak pernah memancing pun, kegiatan ini akan sangat menarik untuk Anda pada akhirnya tidak berhasil mendapat satu ekor sekalipun, memancing di waduk yang begitu luas dengan pemandangan alam mempesona ini sudah cukup menghibur. Apalagi jika Anda beruntung dan mendapatkan ikan, maka Anda bisa menyaksikan matahari terbenam dengan ditemani ikan bakar nan BerenangTidak perlu kecewa karena tidak dapat bermain air langsung di waduk, karena di kawasan wisata ini sudah tersedia waterboom dengan wahana permainan air lengkap. Waterboom ini siap memanjakan berbagai kalangan, mulai dari anak anak sampai orang dewasa. Maka dari itu, jangan lupa membawa pakaian ganti ketika berkunjung ke OutboundImage Credit Instagram Anda yang menyukai kegiatan fisik seperti outbound, wisata paket lengkap Waduk Jatiluhur juga memungkinkan pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan outbound ini. Semua fasilitas untuk outbound sudah disediakan di sana untuk memanjakan para pengunjung, yang akan membuat pengalaman liburan makin BerkemahUntuk Anda yang ingin merasakan sensasi berkemah di sisi waduk, di sini juga sudah tersedia lahan yang cukup luas dan memungkinkan Anda untuk mendirikan tenda di area tersebut. Tidak perlu khawatir jika tidak membawa peralatan kemah sendiri, karena Anda tetap bisa bermalam di bumi perkemahan tersebut meskipun tidak membawa apa Wisata KulinerAda yang unik dari wisata bendungan satu ini, karena Anda bisa melakukan wisata kuliner di restoran yang terletak di tengah waduk. Restoran Apung namanya, yang bisa dicapai hanya dengan menaiki perahu dan menyeberang bendungan. Jika menggunakan perahu motor, maka lama perjalanan menuju restoran kurang lebih 20 sewa perahunya sendiri biasanya kisaran Rp. per perahu, dengan kapasitas isi 10 orang dewasa. Harga ini tentunya bisa lebih murah, karena tidak ada tarif pasti atau sesuai dengan kesepakatan antara orang yang menyewakan dengan para penumpang. Untuk Restoran Apungnya sendiri menyediakan menu bervarisi dengan rasa lezat yang siap menggoyang yang Tersedia di Waduk JatiluhurImage Credit Google Maps WartiniDibuka untuk umum sebagai objek wisata cantik ini, Waduk Jatiluhur telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas memadai untuk memanjakan para pengunjung. Sehingga diharapkan destinasi ini mampu memikat lebih banyak wisatawan ke depannya, dan tidak membuat mereka kapok untuk berkunjung lagi dari area parkir kendaraan wisata yang luas, spot foto instagenic di berbagai tempat, pusat informasi yang selalu stand by, gazebo di kiri dan kanan, beberapa toilet bersih, camping area, playground untuk anak anak, mushola untuk tempat beribadah umat muslim, perahu wisata, jet ski, dan kano yang dapat disewa, lapangan olahraga, dan lain sekali bukan pesona keindahan dan fasilitas yang mampu ditawarkan oleh Waduk Jatiluhur? Melihat semua hal tersebut, tentu tidak heran apabila destinasi ini menjadi salah satu tujuan wisata yang begitu populer. Bahkan untuk masyarakat Purwakarta sendiri, Bendungan Jatiluhur adalah pilihan favorit untuk jalan jalan di akhir pekan bersama dengan keluarga tercinta. Sanitasimasyarakat yang tinggal di Keramba Jaring Apung kurang baik seperti mandi cuci kakus (MCK), pembuangan limbah manusia dan rumah tangga di perairan waduk tersebut. Pada uji pendahuluan tes MPN Coli tinja pada titik hulu terdapat 2400/100ml, dimana pada titik hilir telah melebihi ambang Pesona Waduk Jatiluhur Sumber gambar Waduk yang dibangun sejak 1957 ini awalnya difungsikan untuk membendung air dari Sungai Citarum yang panjang alirannya mencapai km2. Dalam proses pembangunannya, 14 desa harus ditenggelamkan dan para penduduk dipindahkan ke daerah-daerah di sekitar waduk. Waduk Jatiluhur memiliki banyak fungsi. Selain sebagai bendungan, Waduk Jatiluhur juga digunakan sebagai pembangkit listrik, sumber irigasi, budidaya air tawar, kebutuhan masyarakat sehari-hari hingga sebagai tujuan wisata yang wajib kamu kunjungi. Sumber gambar Waduk Jatiluhur ini memiliki panorama yang begitu indah. Kamu bisa menikmati keindahannya dari tiap sudut yang ada di waduk ini. Pesona utamanya yakni pemandangan dengan background perbukitan dan gunung “Tiga Menara”, dijamin kamu akan betah berlama-lama di tempat ini. Ada berbagai aktivitas yang bisa kamu lakukan jika berkunjung ke Waduk Jatiluhur. Mulai dari sekadar menikmati pemandangan di pinggir waduk, memancing, menyewa perahu, bermain wahana air hingga menyantap ikan bakar di rumah makan apung yang ada di tengah waduk. Kamu bisa menyewa perahu untuk menuju ke rumah makan dengan biaya sewa sekitar Rp100 ribuan. Tarif tersebut sudah termasuk biaya antar jemput jadi kamu nggak perlu cari perahu lagi kalau ingin pulang. Cara Menuju Waduk Jatiluhur Sumber gambar Nah, kalau kamu penasaran dan belum pernah datang ke Waduk Jatiluhur, kamu harus segera coba mampir nih kalau lagi ada di Purwakarta. Lokasi waduknya berada di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Untuk menuju waduk ini dengan kendaraan umum, kamu bisa naik angkot 03 yang berwarna merah kuning dari Kota Purwakarta kemudian turun di Pasar Bunder. Setelah itu, kamu bisa lanjut naik angkot 011 yang berwarna merah hitam. Angkot itu akan membawa kamu langsung menuju Waduk Jatiluhur. Tapi kalau kamu membawa mobil pribadi, kamu bisa melalui Tol Cikampek dan keluar di gerbang Tol Jatiluhur menuju pertigaan Pasar Bunder. Dari pertigaan ini kamu lanjut ke arah kanan mengikuti petunjuk hingga sampai ke Waduk Jatiluhur. Waduk ini buka dari jam - tapi kalau kamu mau bermalam, di sini juga tersedia berbagai penginapan yang bisa kamu pilih. Alternatif lain kalau kamu ingin melihat indahnya pemandangan Waduk Jatiluhur, kamu juga bisa menikmatinya dari lokasi yang berbeda. Gunung Lembu dan Gunung Parang bisa kamu pilih untuk menikmati pesona Waduk Jatiluhur dari ketinggian. IK L I M Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober. Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 25,8º Celsius – 27,6º Celsius. Temperatur udara minimum 20,90º Celsius dan maksimum 33,8º Celsius.
- Waduk Jatiluhur terletak di 9 km dari Kota Purwakarta. Waduk Jatiluhur dibangun dengan membendung Sungai Citarum dengan luas daerah aliran sungai, yaitu km mulai dibangun pada 1957 dengan peletakkan batu pertama oleh Presiden Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967. Pembangunan Waduk Jatiluhur menelan biaya US$ 230 juta. Nama bendungan waduk dinamakan Ir. H. Juanda dikarekan perjuangan beliau dalam pembiayaan pelaksana konstruksi Bendungan Jatiluhur. Saat itu, Ir Juanda merupakan Perdana Menteri terakhir dan memimpin Kabinet Karya 1957-1959 bersama-sama dengan Ir. Sedijatmo dengan gigih memeperjuangkan terwujudnya proyek Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum Internasional. Pembangunan Waduk Jatiluhur menenggelamkan 14 desa dengan jumlah penduduk orang. Baca juga Pembudidaya Ikan Terjebak Eceng Gondok di Waduk Jatiluhur, Hasil Panen Tak Bisa Dijual Akibatnya, penduduk itu pindah ke daerah sekitar bandungan dan sebagian pindah ke Kabupaten Karawang. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani. Waduk Jatiluhur berfungsi dalam penyediaan air irigasi dan PLTA yang setiap tahunnya dikelola oleh Perum Jasa Tirta Waduk Jatiluhur ini terpasang 6 turbin dengan daya 187 MW dengan produksi listrik sekitar kwh setiap harinya. Selain itu, Waduk Jatiluhur mengairi irigasi dengan luas ha, serta difungsikan juga untuk penyediaan air baku, budidaya, dan penanggulangan banjir. Waduk Jatiluhur sebagai Obyek Wisata Waduk pertama di Indonesia ini memiliki panorama danau dengan luas ha. waduk ini memiliki berbagai fasilitas rekreasi, seperti hotel dan bungalow, bar dan restoran, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi serta olahraga air, playground, dan fasilitas lainnya. Baca juga Ridwan Kamil Akan Bangun Masjid dan Hotel Terapung di Waduk Jatiluhur Di Waduk Jatiluhur juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau malam, pengunjung dapat menikmati keheningan sambil memancing ikan dan menikmati ikan bakar. Di kawasan ini, pengunjung juga dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola PT Indosat sebagai alat komunikasi Internasional. Jenis layanan yang disediakan, antara lain international toll free service ITFS, Indosat Calling Card ICC, International direct, dan lainnya. Letak Stasiun Satelit Bumi berada 7 km dari Kota Purwakarta. Tarif masuk Waduk Jatiluhur Rp per orang, tarif parkir Rp untuk sepeda motor, dan Rp untuk mobil. Tarif sewa perahu keliling adalah Rp per putaran. Anggara Wikan Prasetya Sumber dan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
WadukJatiluhur sing sebenerè duwe jenengan resmi waduk Ir Juanda. Akses meng waduk termasuk gampang kur nunggang angkot 2 nek kang Sadang nunggang angkot 05 tekan tempat ngetem angkot 011 kur mbayar 4000 perak dilanjutna nganggo angkot 011 sing tarifè kur 8000 perak dijujugna langsung tekan cangkem waduk.
Kalau kamu sedang merencanakan wisata ke Purwakarta bersama keluarga, jangan lupa untuk main ke sebuah waduk, namanya Jatiluhur. Waduk Jatiluhur atau Jatilluhur reservoir ini ini tidak hanya berfungsi sebagai PLTA saja nih, namun juga menjadi destinasi wisata alam terbaik yang ada di Purwakarta. Bahkan, Jatiluhur reservoir ini menjadi bendungan paling besar yang ada di Indonesia. Tidak heran sih jika bendungan Jatiluhur menawarkan pemandangan yang indah dan menjadi destinasi terpopuler di Purwakarta. Kalau kamu sudah di Purwakarta, maka jangan melewatkan wisata satu ini, ya! Sekilas Mengenai PLTA Waduk Jatiluhur Purwakarta Jatiluhur reservoir merupakan sebuah bendungan yang awal mulanya difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air atau biasa dikenal dengan PLTA. Hanya saja, dengan berjalannya waktu, Jatiluhur reservoir ini juga turut membendung air yang mengalir dari Sungai Citarum. Sampai kemudian bendungan Jatiluhur ini mulai dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berbagai hal. Nah, PLTA Bendungan Jatiluhur ini sebenarnya dikelola langsung oleh perusahaan bernama Perum Jasa Tirta II. PLTA Bendungan Jatiluhur dikenal memiliki limpasan yang sangat besar di dunia. Jadi, tidak heran ya mengapa Jatiluhur reservoir bisa menjadi bendungan yang sangat besar di Indonesia bahkan dunia. Setidaknya, Bendungan Jatiluhur ini memiliki 6 turbin dan daya 187 MW. Daya yang ada di PLTA Bendungan Jatiluhur bahkan bisa memproduksi sampai juta kwh dan menyuplai tenaga listrik per tahunnya. Bukan hanya berfungsi sebagai tenaga listrik, bahkan PLTA Bendungan Jatiluhur bisa untuk irigasi. Ya, waduk satu ini bisa menyuplai air untuk kebutuhan irigasi ke sekitar hektar sawah. Jadi, sawah di kawasan bendungan Jatiluhur akan teririgasi air dalam jangka waktu dua kali tanam setiap tahun. Selain menjadi tenaga listrik dan irigasi, air yang sangat melimpah, waduk Jatiluhur dimanfaatkan untuk hal lain seperti Suplai air untuk budidaya perikananMengendalikan banjirBahan baku untuk air minumTempat wisata Daya Tarik Waduk Jatiluhur Purwakarta Menjadi bendungan terbesar di Indonesia, tidak heran jika Jatiluhur reservoir ini juga menjadi sebuah destinasi wisata recommended di Purwakarta. Ada banyak sekali daya tarik yang ditawarkan oleh bendungan Jatiluhur, diantaranya 1. Suasana dan Panorama yang Memikat Daya tarik utama yang bendungan Jatiluhur berikan adalah suasana yang begitu asri dipadukan dengan panorama alamnya. Ketika kamu sudah sampai di bendungan Jatiluhur, kamu akan menyaksikan panorama yang amat memikat. Waduk dan bendungan ini menawarkan suasana yang begitu damai dan menenangkan, dijamin kamupun akan merasa betah ketika di berlama lama di sini. Apalagi, kawasan bendungan Jatiluhur ini juga sudah mulai dikembangkan menjadi budidaya ikan. Otomatis, kalau kamu datang ke bendungan Jatiluhur, maka kamu akan dihadapkan dengan panorama indah, suasana yang menyenangkan dan bonus bisa memancing. Kamu tidak akan bosan berdiam diri sambil memancing di waduk ini karena suasana sekitarnya yang amat sejuk. 2. Bisa Melihat Pemandangan Gunung Cilembu Ketika kamu datang ke Bendungan Jatiluhur, maka kamu akan disajikan dengan sebuah pemandangan yang agung dan begitu menakjubkan, yaitu Gunung Cilembu. Jadi, Gunung Cilembu ini menjadi background pemandangan dari Bendungan Jatiluhur. Kamu bisa melihat betapa megahnya gunung dengan tinggi 729 mdpl ini dari Bendungan Jatiluhur. Nah, karena lokasi Bendungan Jatiluhur ini dekat dengan Gunung Cilembu, maka tidak heran ya jika suasana di waduk ini masih sangat asri. Kamu akan merasakan betapa sejuknya kawasan wisata Bendungan Jatiluhur ini. Udara yang kamu hirup benar-benar masih sejuk, bebas dari yang namanya polusi. 3. Ada Berbagai Macam Spot Foto Kalau kamu punya hobi fotografi, maka Bendungan Jatiluhur ini menyediakan banyak sekali aneka spot untuk berburu gambar. Kamu bisa mengambil gambar dengan berbagai angle mengingat wisata alam ini masih dikelilingi dengan pepohonan, gunung dan keindahan alam lainnya. Mencari spot foto yang instagenic tidak akan membuatmu sulit karena pemandangannya amat ciamik. Bahkan, pengelola Bendungan Jatiluhur juga sudah menyediakan beberapa spot foto untuk wisawatan seperti ayunan dari kayu dan beberapa miniatur lainnya. Kamu yang hobi mencari spot-spot foto, dijamin tidak akan menyesal deh sudah pergi ke Bendungan Jatiluhur ini. 4. Ada Wisata Jatiluhur Water World Dengan banyaknya air yang ada di Bendungan Jatiluhur, maka dibangunlah sebuah wisata Jatiluhur Water World. Wisata berkonsep waterbom ini sangat cocok sekali untuk kamu yang datang bersama keluarga dan ingin berenang, Jatiluhur Water World sendiri memiliki 4 tipe kolam renang, yaitu dewasa, anak-anak, olympic dan dangkal. Kalau kamu merasa bosan di Bendungan Jatiluhur, maka ajaklah keluarga untuk bermain di Jatiluhur Water World karena lokasinya masih menjadi satu dengan bendungan. Di Jatiluhur Water World ini ada berbagai fasilitas yang lengkap, lho! Ya, beberapa fasilitas yang Jatiluhur Water World sediakan adalah Ember air raksasaPapan seluncurBungee trampolinGazeboKantin 5. Ada Pasar Ikan Kamu suka sekali mencari ikan-ikan segar langsung dari pasar khusus ikan? Maka Waduk Jatiluhur ini bisa menjadi tempat yang sangat tepat, lho! Pasalnya, di sini kamu bisa puas belanja ikan di pasar ikan. Semua ikan yang dijual di pasar Bendungan Jatiluhur ini dijamin masih fresh. Kalau kamu suka sekali makan ikan namun tidak suka memancing, maka kamu masih bisa menikmati ikan-ikan segar di pasar ikan Bendungan Jatiluhur. Kualitas ikan yang disediakan pasar Bendungan Jatiluhur sangat bagus karena memang langsung ditangkap dari waduk. 6. Banyak Toko Souvenir Kalau kamu suka sedang mencari toko souvenir untuk berburu oleh-oleh, maka datang saja ke Bendungan Jatiluhur. Di sekitar bendungan ini, ada banyak sekali toko oleh oleh yang bisa dicari. Kamu bisa membelikan buah tangan apapun untuk kerabat, keluarga maupun teman yang tidak bisa datang langsung ke Bendungan Jatiluhur. Oh ya, di wisata Bendungan Jatiluhur ini, ada juga sebuah panggung terbuka yang sering digunakan untuk menghibur wisatawan. Biasanya, di panggung terbuka itu, ada juga acara-acara penting yang diselenggarakan. Kalau kamu penasaran sekali dengan keindahan Bendungan Jatiluhur ini, kamu bisa datang ke kawasan Jatiluhur, tepatnya di Jatimekar, Kabupaten Purwakarta. Waduk sekaligus Bendungan ini sangat terkenal di Purwakarta sehingga tidak sulit kok untuk menuju ke destinasi wisata ini. Kalau kamu datang dari pusat kota Purwakarta, maka perjalanan akan membutuhkan sekitar 30 menit sebab jaraknya memakan 11 kilometer. Namun, kalau kamu berangkatnya dari Jakarta, ambil rute jalan Tol Purbaleunyi dan keluarlah di gerbang Tol Jatiluhur. Setidaknya perjalanan akan membutuhkan waktu 2 jam. Jika kamu ingin datang ke bendungan Jatiluhur PLTA namun tidak punya kendaraan pribadi, maka kamu naik angkot 03 dengan warna merah kuning dari pusat kota Purwakarta. Selanjutnya, kamu bisa turun ke Pasar Bunder dan pindah angkot dengan kode 011 yang warnanya merah hitam. Angkot tersebut akan menuju langsung ke Bendungan Jatiluhur. Nah, untuk tiket masuk yang dibanderol jika ingin berkunjung ke waduk atau bendungan Jatiluhur ini adalah Rp. saja per orangnya. Harga tersebut hanya berlaku di hari Senin hingga Jumat saja. Kalau kamu datangnya saat hari libur atau weekend, maka harga tiket masuknya Rp. Adapun untuk jam bukanya sendiri bebas, yaitu 24 jam! Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Waduk Jatiluhur Purwakarta 1. Hunting Foto Seperti yang sudah disebutkan di awal, bahwa bendungan Jatiluhur ini memiliki banyak sekali spot foto, maka aktivitas yang bisa kamu lakukan ketika datang ke wisata ini adalah hunting foto sebanyak-banyaknya. Kamu bisa siapkan kamera dengan cadangan baterainya dan jangan lupa nih gunakan outfit terbaik untuk menghasilkan gambar bagus dan instagenic. Kurang lengkap datang ke waduk Jatiluhur jika tidak berburu foto. 2. Memancing Asyiknya dari Bendungan Jatiluhur adalah, wisatawan dibebaskan untuk memancing di kawasan wisata. Kalau kamu memang hobi memancing, maka kamu bisa bawa peralatan memancing lho dari rumah. Memancing di Bendungan Jatiluhur pasti akan menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Kebanyakan wisatawan yang datang ke waduk dan sambil memancing akan menghabiskan waktu sampai senja. Tidak mendapatkan ikan di wadukpun tidak akan menjadi masalah karena suasana wisatanya sudah cukup membuat siapapun merasa damai dan tenang. 3. Berenang Meskipun wisatawan dilarang keras untuk berenang di Bendungan Jatiluhur, namun kamu tidak perlu sedih, lho! Kamu bisa berenang dan bermain air langsung di Jatiluhur Water World, destinasi wisata air yang masih menjadi satu kawasan dengan waduk. Kalau kamu mau bermain di Jatiluhur Water World, jangan lupa bawa baju ganti, ya! Dijamin kamu tidak bosan deh main di Jatiluhur Water World. 4. Outbound Ternyata, Waduk Jatiluhur ini juga menyediakan fasilitas outbound. Pengelola menyiapkan paket outbound untuk perusahaan atau instansi yang ingin mencoba seru-seruan di Bendungan Jatiluhur. Pastikan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu, ya! 5. Berkemah Kalau kemah di camping ground mungkin sudah biasa, ya! Tapi bagaimana kalau kemahnya di waduk? Pasti suasananya akan sangat menyenangkan bukan? Pengelola wisata bahkan menyediakan fasilitas perkemahan sehingga siapapun yang ingin mencoba bermalam di Bendungan Jatiluhur, maka bisa sewa dari sini. 6. Berburu Kuliner Di sekitar Bendungan Jatiluhur ada berbagai restoran yang menyediakan banyak sekali aneka jenis makanan. Uniknya adalah, restoran tersebut mengapung dan bisa kamu kunjungi di tengah waduk. Ya, ada Restoran Apung yang bisa kamu kunjungi dengan naik perahu motor. Ada banyak sekali aneka menu enak yang bisa kamu dapatkan di Restoran Apung ini. Namun, untuk bisa ke Restoran Apung, maka kamu harus membayar biaya sewa perahu sekitar Rp dengan durasi tempuh 20 menitan. Fasilitas di Waduk Jatiluhur Purwakarta Menjadi wisata yang dibuka secara umum, tentu saja waduk ini sudah dibekali dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan para pengunjungnya. Beberapa fasilitas yang bisa kamu nikmati ketika berkunjung ke Bendungan Jatiluhur adalah Area parkir luasSpot fotoGazeboToilet bersihMusholaLapangan olahragaPerahu wisataKanoJet skiPanggung terbukaRestoran Galeri Gambar Waduk Jatiluhur Purwakarta Review Wisata Waduk Jatiluhur Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang ada di tempat wisata Waduk Jatiluhur ini simak video singkat dibawah ini agar kamu tercerahkan. Nah itu tadi ulasan lengkap mengenai wisata waduk jatiluhur Purwakarta. Lengkap sekali bukan fasilitas yang disediakan di Waduk Jatiluhur? Kamu yang sedang berada di Purwakarta, jangan lewatkan untuk datang dan berkunjung ke wisata satu ini, ya! Navigasi pos
Cukupdengan 2 jam perjalanan dari Kota Bandung menggunakan motor atau menyewa mobil angkutan seharga Rp250.000,00 dari Stasiun Purwakarta. Jalanan menuju tempat ini juga sudah beraspal dan cukup bagus untuk dilalui, walaupun masih sempit untuk dilalui mobil. Setelah itu, kamu bisa menikmati pemandangan Waduk Jatiluhur dan Tebing Parang di
Informasi sekilas tentang bendungan atau waduk Jatiluhur adalah sebenarnya waduk ini bernama waduk Ir. H. Juanda yang punya luas sekitar 8,3 ha. Jadi gak heran kalo bendungan ini diklaim sebagai bendungan atau waduk terbesar di Indonesia. Pengerjaannya pun memakan waktu kurang lebih 10 tahun sejak 1957 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun sebagai pembangkit listrik tenaga air, waduk yang terletak 9 km dari pusat kabupaten Purwakarta ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah Karawang, budidaya perikanan, penyedia air untuk sarana irigasi, dan untuk sarana olahraga air dan kamu berminat untuk liburan ke sini? Berikut adalah rute dan tips liburan ke Waduk Gunakan KA Tanjung Priok - PurwakartaRegina Amalia/IDNTimesUntuk sampai ke sini dari Jakarta, kamu bisa naik kereta. Pilihlah KA Walahar Ekspres Tanjung Priok - Purwakarta yang merupakan KA lokal. Untuk harga tiketnya Pilihlah tempat duduk yang nyamanUnsplash/CharlotteKarena ini merupakan kereta api lokal, jadi kamu harus pandai-pandai memilih tempat duduk. Kereta ini akan banyak melakukan pemberhentian di berbagai stasiun. Bahkan jika di jam-jam pulang kantor, kereta akan penuh dan ada yang berdiri atau tidak mendapatkan tempat duduk. Jadi, pilihlah tempat duduk yang nyaman Kemudian, naiklah angkot tujuan Dari stasiun Purwakarta kamu harus naik angkot 04 tujuan Ciganea. Setelah naik, jangan lupa untuk berhenti di pertigaan sebelum pertigaan Ciganea. Ongkos angkot ini dikenakan Baca Juga Ini 3 Fakta Unik tentang Simping, Penganan Khas Purwakarta 4. Lanjutkan perjalanan dengan angkot JatiluhurRegina Amalia/IDNTimesSesampai di pertigaan sebelum terminal, kamu harus menyambung angkot no. 11 menuju Waduk Jatiluhur. Di perjalanan ini kamu akan menemukan banyaknya tikungan dan tanjakan, namun tidak usah khawatir karena angkot-angkot ini sudah terbiasa melintasi jalur kawasan Waduk Jatiluhur kamu tidak akan dikenakan biaya sama sekali jika datang bersama angkot. Kamu bisa turun tepat di lokasi Waduk. Tarif angkot - per orang. Jika berkenan, berilah tip kepada sopir Pilihlah spot yang Memasuki kawasan wisata waduk jatiluhur, kamu akan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Pepohonan yang hijau dan hamparan rerumputan langsung menyambutmu. Sepoi-sepoi angin juga membuat betah berlama-lama di pinggir waduk terdapat banyak perahu yang dapat kamu sewa jika ingin mengelilingi Kuliner di sekitar Tepat berseberangan dengan waduk, ada banyak sekali warung-warung yang menjajakan makanannya. Karena Purwakarta memiliki kuliner khas sate maranggi, tidak ada salahnya jika kamu mencicipinya di sini. Rata-rata harga makanan di sini sekitar per itu dia tips wisata murah ke waduk Jatiluhur yang terletak di Purwakarta. Apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke sini? Baca Juga 10 Wisata Waduk Terindah di Indonesia yang Keren Abis, ke Sini Yuk! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Sabtu 24 Februari : 05 PM – Istirahat dan menikmati malam dengan memandang gemerlapnya lampu di atas waduk Jatiluhur. Hujan menyapa kami saat sampai di puncak, menuntun kami ke tenda untuk sekedar berteduh dan membersihkan diri. Kesempatan kami juga untuk saling bercerita satu sama lainnya bagaimana perjalanan saat pendakian. Solo Traveling ke Purwakarta dengan Kereta Api Lokal Waduk Jatiluhur menjadi tujuan pelarian singkat sabtu lalu. Penulis tertarik mengunjungi waduk ini setelah membaca Novel Negeri Para Bedebah yang mempunyai latar tempat salah satunya di Waduk Jatiluhur. Ya namanya juga cerita fiksi tentunya tidak betulan ada rumah keluarga Thomas di Waduk Jatiluhur, pun andai di sana ada yang namanya Thomas bukanlah Thomas penasihat keuangan yang berupaya menyelamatkan bank semesta dengan negosiasi dana talangan dari kementerian. Fiksi tetaplah fiksi, meski seseru apapun ceritanya. Ulasan singkat Tere mengenai Waduk Jatiluhur membuat penulis tertarik mendatangi waduk ini. Lokasinya terletak di Kabupaten Purwakarta-Jawa Barat, jika diilihat di google maps jaraknya sekitar 100 km dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar tiga jam dengan berkendara motor. Karena motor penulis tidak terlalu mumpuni untuk jalan jarak jauh, jadilah penulis mencari alternatif lain yaitu menuju Kota Purwakarta terlebih dahulu dengan kereta api lalu dilanjutkan dengan menumpang angkot. Berangkat sama siapa ke sana? Sendirian saja atau solo traveling ke waduk Jatiluhur. Tiket KA Lokal Walahar Ekspresssetting pencarian tiketThanks to atas ulasan yang informatif mengenai pengalamannya menggunakan KA Lokal ke Bandung. Penulis pun mencoba memesan melalui aplikasi KAI Akses namun hasilnya "jadwal tidak ditemukan" , rupanya kita harus mengubah pengaturan pencarian dari KA Antar Kota ke KA Lokal terlebih dahulu. jadwal bisa berubah, cek kai aksesNama kereta api yang penulis gunakan adalah Walahar Ekspress dengan rute Cikarang menuju Purwakarta. Ada banyak pilihan jam keberangkatannya dari yang paling awal pada pukul 545 dan yang terakhir pukul 1845. Karena mempertimbangkan waktu untuk menuju Cikarang sekitar satu jam, Penulis mengambil keberangkatan kedua pada pukul tujuh pagi. Lalu untuk tiket pulang dari Purwakarta ke Cikarang, Penulis memilih untuk mengambil jam keberangkatan terakhir pada pukul 1745 WIB. Untuk pembayaran terdapat dua metode yaitu QRIS atau linkaja. Penulis sendiri menggunakan linkaja dengan biaya Rp PP. Bukannya justru PR lagi ya ke stasiun Cikarang? bagi penulis tidak terlalu masalah karena letak kos dekat dengan stasiun Jatinegara jadi bisa pakai krl pukul 530 WIB menuju Cikarang dan tiba pada pukul 620 WIB. Masih aman dan tidak perlu khawatir ketinggalan kereta ke Purwakarta. Bagi sobat yang ingin mencoba silahkan survei dulu jadwal KRL dan KA lokalnya, sandingkan dan estimasikan sendiri waktunya. Semua jadwalnya ada di KAI Akses, lengkap !. Lalu bagaimana syarat berpergiannya apakah harus menyertakan hasil tes antigen ketika masuk ke dalam kereta? Yang penulis alami sendiri tidak ada syarat tersebut dan tidak diminta saat melakukan boarding, tidak seperti KA antar Kota pada umumnya. Namun tentunya kita harus tetap memperhatikan kesehatan masing-masing, kalau kondisi kurang fit janganlah memaksakan untuk pergi. Jangan lupa juga memakai masker dan membawa hand perjalanan ke PurwakartaTidak banyak perlengkapan yang penulis bawa saat traveling ke Purwakarta sabtu lalu. Tas backpack 15 liter yang penulis gunakan hanya berisi satu lembar baju cadangan, kamera, satu buku, cover bag, dan payung musim hujan, sedia payung wkwk. Penulis berjalan kaki sekitar 1 kilometer dari kos menuju Stasiun Jatinegara pukul lima pagi. Jalanan masih sepi dan angkot belum ada yang melintas sepagi stasiun jatinegaraKRL yang ditunggu datang tepat waktu, tempat duduk nampak lengang hanya sedikit yang terisi. Situasi yang berbanding terbalik saat hari kerja yang penuh sesak. Penulis tiba di stasiun Cikarang pukul 620 dan harus tap out dulu dari peron kedatangan penumpang KRL. Setelah itu penulis mengikuti papan penunjuk arah menuju tempat boarding KA lokal. Tidak perlu cetak-cetak lagi, tinggal tunjukan saja e-ticket yang sudah mempunyai barcode. stasiun cikarang meja pengecekan tiket KA LokalPenulis langsung memasuki kereta dan mencari tempat duduk 13E yang penulis pilih saat memesan tiket. Rupanya tempat duduk yang dipilih menghadap ke belakang bukan menghadap ke moncong kereta. Bukan masalah besar sih, tapi lebih nyaman aja kalau duduknya se arah dengan arah lajunya kereta. Syukurlah penumpangnya sepi saat itu, penulis bisa duduk di kursi nomor 14 dan bisa selonjoran hehehe. Komposisi tempat duduk kereta 2-3 hadap-hadapan sama seperti kereta api kelas ekonomi pada umumnya. Ada dua colokan untuk ngecas dan WCnya bersih loh. Lama perjalanan sekitar 1,5 jam saja dan kereta api ini akan berhenti di tiap stasiun kecil. Penulis tidak menghitung sudah berapa kali keretanya berhenti saking ada pagarnyaSekitar pukul kereta api Walahar Ekspress tiba di Stasiun Purwakarta. Bangkai kereta yang bertumpuk menjadi pemandangan yang familiar di stasiun ini. Penulis langsung keluar stasiun dan celingukan mencari angkot nomor 03 menuju terminal Ciganea. Bersambung dan silahkan baca lanjutannya di Solo Traveling ke Waduk Jatiluhur.

Level kritis titik muka air di Waduk Jatiluhur adalah 107 m di atas permukaan laut. Sampai Jumat, TMA baru mencapai 101,69 mdpl. – Waduk Jatiluhur pertama kali

Penulis tiba di stasiun Purwakarta pukul WIB, setelah perjalanan 1,5 jam dengan kereta lokal Walahar ekspres dari Cikarang baca selengkapnya di Solo Traveling ke Purwakarta dengan Kereta Lokal. Penulis bergegas keluar dari stasiun dan celingukan mencari angkot nomor 03 berwarna merah tujuan Terminal Ciganea. Setelah ketemu penulis pun masuk dan memastikan lagi ke pak sopirnya. Berjalan sendirian atau solo traveling ini harus sering bertanya agar tidak salah naik, meski penulis sudah sempat mencari info mengenai angkot ke waduk Jatiluhur."Pak, ini betul kan angkot ke Terminal Ciganea?" Tanya penulis"Betul dek, kamu mau lanjut naik bus ke Bandung ya?" jawab pak sopir."nggak pak, saya mau main ke waduk jatiluhur""oh gitu... kalau ke Jatiluhur nanti saya turunin ke simpangannya saja, nanti kamu lanjut naik angkot nomor 11" "Baik pak"Setelah turun dari angkot nomor 03 dan membayar ongkos Rp penulis melihat angkot nomor 11 berwarna merah yang sedang ngetem di pinggir jalan. Namun karena perut belum diisi, penulis mencari tempat sarapan terlebih dahulu dan ketemu warung nasi kuning. Lokasi nyarap menghadap ke jalan raya jadi keliatan kendaraan yang lalu-lalang. Angkot nomor 11 pun sudah dua kali lewat ketika penulis sarapan. Lucunya adalah ketika selesai dan sudah siap untuk berangkat malah lama nunggu angkotnya lewat D ada kali 10 menitan nunggu. "Dek, mau diturunin dimana?" tanya pak sopir."Di pinggir waduknya aja pak" Bapaknya terlihat mengerenyitkan dahi yang kelak nantinya penulis tau maksudnya. Penulis pun minta diturunkan ketika melihat tulisan mural "Jatiluhur" seberang waterpark. Penulis membayar ongkos sebesar Rp Wah salah tempat turun nih dalam hati, karena lokasinya sepi dan view nya bukan seperti yang penulis harapkan. Penulis melihat tiga orang sebaya yang sedang duduk-duduk, lalu bertanya sambil memperlihatkan foto dari internet. "Bang, kalau mau ke tempat yang di foto ini gimana ya?" tanya penulis. "Wah kalau ini di Pelabuhan Biru bang" kata abangnya. "kalau jalan kaki berapa lama bang?"tanya penulis. "Masih agak jauh bang, saya antar pakai motor aja deh".Syukurlah ketemu orang baik, abangnya jelasin angkot yang nomor 11 itu melewati pelabuhan biru juga dan rute terakhirnya di Dermaga Servis. Harusnya penulis ngasih lihat foto yang ingin didatangi ke pak supir angkot tadi agar tidak salah tempat turun wkwk. Tibalah Penulis di Pelabuhan Biru, senyum mengembang ketika melihat pemandangan perbukitan menghijau. "Gak usah bang, jangan !. saya ikhlas kok" Abang yang nganter menolak pemberian uang Penulis sebagai bentuk terima kasih karena telah di antar. Hari Sabtu orang yang datang di Pelabuhan Biru Jatiluhur nampak sepi, hanya ada pedagang yang berjualan. Entah kenapa tempat ini dinamai Pelabuhan Biru D terdapat bebatuan besar yang tersebar di pinggir waduk dan ada lapangan rumput yang luas. Sayangnya banyak enceng gondok yang tersebar dan menutupi permukaan air waduk. Saat ke sana ada alat berat yang sedang membersihkan enceng gondoknya, karena memang tanaman ini tergolong hama. Tempat ini sepertinya sering dijadikan lokasi camping, terlihat dari bekas arang dan kayu bakar di sekitar bebatuan. Sayangnya masih ada jejak vandalisme dengan coretan tidak senonoh di sebuah batu besar. Puas mengambil beberapa foto, penulis berjalan kaki menuju Dermaga Serpis yang jaraknya sekitar satu kilo dari Pelabuhan Biru. Sebetulnya saat jalan kaki ada angkot yang lewat tapi nanggung juga karena jaraknya sudah dekat. Setibanya di gapura dermaga serpis, penulis melihat angkot nomor 11 yang sedang ngetem jadi tidak perlu khawatir kalau mau kembali ke kota. Penulis memasuki kawasan dermaga dan terdapat kantor pos pengawasan Dinas Perhubungan. Di plang nama kantornya yang tertulis "Servis" bukan "Serpis" seperti yang tertulis di gapura. Entah mana tulisan yang benar. Ada tempat parkir kendaraan yang luas dan penulis kaget ada banyak mobil berplat Jakarta dan Bandung yang sedang terparkir di sini. Berjalan jauh lagi ke ujung dermaga penulis melihat banyak perahu warga yang sedang bersandar, satu-dua lalu lalang mengantar penumpang yang ingin ke kerambah. Gunung BongkokPenulis bergerak ke arah gundukan bukit kecil karena dari posisi ini nampak jelas aktivitas di area waduk. Waduk Jatiluhur merupakan spot mancing favorit, mobil yang tadi terparkir pemiliknya sedang mancing di waduk. Kebanyakan mereka menyewa perahu untuk memancing, bermalam di sana dan baru kembali keesokan harinya. "Teteh mau nyeberang ke mana teh, berapa teh ongkosnya?" penulis bertanya ke seorang perempuan yang membawa kardus berisikan barang-barang warung seperti aqua dan indomie. "15 ribu aa', mau ke kerambah. Mau ikut gak? di sana pemandangannya bagus" jawab teteh."Gak dulu teh, saya mau lihat sekitaran sini aja" jawab khawatir ketinggalan kereta kalau ikut. Lagian masih mau nyobain sate maranggi di dekat alun-alun Purwakarta. Oh ya sekilas mengenai Waduk Jatiluhur, waduk terbesar di Indonesia ini dibangun pada era Presiden Soekarno tahun 1957. Berapa luas waduk Jatiluhur? kurang lebih 83 kilometer persegi. Kalau kalian mau lihat view waduk ini dari atas, cobalah mendaki Gunung Lembu atau Gunung Bongkok. Suasana sunrise dan sunset di Waduk Jatiluhur juga mengagumkan tapi harus menginap sih tidak bisa "balik hari".Pukul 12 Siang, matahari tepat berada di atas kepala. Penulis beranjak keluar dari dermaga, menuju angkot nomor 11 yang sedang ngetem. "Mau balik ke kota ya aa'?. saya ngabisin rokok sebatang dulu ya" ujar pak sopir. Dengan cara yang sama, penulis kembali naik angkot nomor 11 menuju simpangan terminal Ciganea dan lanjut naik angkot nomor 03. Bedanya penulis tidak turun di stasiun purwakarta melainkan turun di Taman Air Mancur Sri Baduga. Di tempat ini dulunya terdapat pertunjukan air mancur menari pada malam minggu. Namun tidak pernah diadakan lagi semenjak pandemi, pagarnya pun ditutup dan dijaga oleh petugas. Penulis meminta izin sebentar untuk masuk dan syukurlah diperbolehkan untuk memfoto patung Prabu Kian Santang. Setelah itu Penulis berjalan kaki menuju warung sate maranggi Maskar Ajib yang terletak di dekat alun-alun. Menjajal rasa sate maranggi adalah menu wajib jika datang ke Purwakarta . Perut kenyang, timbullah rasa malas berjalan kaki jadinya berangkat stasiun menggunakan gojek. Suasana stasiun lebih ramai dibanding tadi pagi, sebab ada dua kereta yang jadwalnya berdekatan yaitu KA Walahar ekspres menuju Cikarang dan KA Cibatuan menuju Bandung. Tempat duduk lebih banyak terisi ketika pulang ke Cikarang, sebelah penulis seorang mahasiswa sebuah universitas di Bandung. "Naik kereta lokal lebih murah bang, 12 ribu udah nyampe Bandung" tiba di Cikarang sekitar pukul tujuh malam dan melanjutkan perjalanan dengan KRL menuju stasiun Jatinegara. Perjalanan yang seru, short escape satu hari PP Jakarta-Purwakarta. Selamat mencoba Pengeluaran backpackeran ke Waduk Jatiluhur KRL Jatinegara - Cikarang = Rp PPKereta Walahar Ekspress Cikarang - Purwakarta = Rp PPAngkot 03 dari stasiun purwakarta ke terminal ciganea = Rp PPAngkot 011 dari terminal ciganea ke waduk jatiluhur = Rp PPSate Maranggi = Rp ke stasiun = Rp
Readthe latest magazines about E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 23 OKTOBER 2018 and discover magazines on Yumpu.com
Situ Buleud Taman Sri Baduga, ikon dan landmark populer Purwakarta Buat sebagian orang, tinggal di Bandung itu nampak menyenangkan. Namun untuk seorang pemuda lajang yang udah 10 tahun lebih tinggal di kota ini, Bandung itu membosankan. Nggak banyak perubahan signifikan dari segi infrastruktur. Maka pada suatu weekend, demi membunuh rasa bosan itu, gue memutuskan untuk melakukan short escape ke kota sebelah, Purwakarta. Meski cuma sehari di Purwakarta, tapi gue udah bisa mampir ke Waduk Jatiluhur dan nonton air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga. Bandung memang punya banyak tempat wisata, tapi konsepnya itu-itu aja. Hutan pinus lagi. Leisure park lagi. Gue juga nggak tertarik dengan tempat wisata yang kegiatannya cuma bisa foto-foto doang, berbayar pulak, tanpa ada yang bisa dipelajari atau diamati. Sebenernya gue suka dengan kawasan Balai Kota, Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, dan sekitarnya. Sayangnya ada 1 hal lagi yang gue keluhkan MACEEETTT! Gue nggak suka banget berkendara dalam kemacetan, meski itu dengan sepeda motor. Frustrating! Sementara nggak ada angkutan umum di Bandung yang bisa diandalkan. Makanya, gue lebih memilih jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri sekalian, hehe. Dari Bandung ke Purwakarta Naik Travel atau Kereta? Pagi-pagi itu, gue sudah tiba di pintu selatan Stasiun Bandung yang untuk mengaksesnya harus melalui jalanan yang berlubang, bergeronjal, dan becek. Padahal ada di tengah kota. Gue udah antusias untuk naik kereta pagi ke Purwakarta, sampai petugas yang berjaga di loket berkata, “Baru dibuka nanti jam 930.” “Jam 930? Bukannya ada kereta pagi ya?” tanya gue. Gue sudah memastikan, bahwa di papan informasi yang ada di stasiun, ada keberangkatan kereta pagi ke Purwakarta. Entah karena ada perubahan jadwal atau gimana, kereta pagi ke Purwakarta itu udah nggak ada. Gue segera mengirimkan pesan kepada Sanny tentang apa yang terjadi. Dengan cepat, kami memutuskan untuk berubah haluan ke mobil travel. “Udah tanggung,” ujar Sanny di kotak pesan Whatsapp. Ada 2 operator travel di Bandung yang melayani rute ke Purwakarta P Trans dan Arnes Shuttle. Pilihan jatuh pada travel kedua karena sudah lebih familiar. Kami memilih berangkat dari pick-up point Bandung Trade Center BTC. Segera setelah tiba di BTC dengan menumpang ojol, ada satu kebingungan lagi yang melanda MALL-NYA MASIH TUTUUUPPP! Padahal loket Arnes Shuttle ada di dekat pintu masuk utama yang masih tutup itu. Gue lalu bertanya sama seseorang yang mana gue lupa siapa, orang itu lalu menunjuk mbak-mbak penjual tiket Arnes Shuttle yang duduk di tangga pintu masuk. Oalah. Akhirnya gue beli tiket ke Purwakarta untuk 2 orang, harga tiket Arnes Shuttle rute Bandung-Purwakarta adalah saja. Memang jauh lebih mahal daripada ongkos naik kereta lokal yang hanya Namun harga itu sepadan dengan kenyamanan dan kecepatan. Bandung – Purwakarta ditempuh dalam 1 jam saja, sementara waktu yang dihabiskan dengan naik kereta adalah 2,5 jam. Nggak lama kemudian, Sanny datang. Baca Juga Berkelana di Bangka Dalam 2 Hari 1 Malam Check Point 1 Waduk Jatiluhur Istora Resort Jatiluhur Mobil Arnes Shuttle merapat di halaman parkir Giant Ekstra sebagai pemberhentian terakhirnya. Lokasinya masih terbilang di kawasan pusat kota Purwakarta. Setelah selesai urusan buang hajat dan per-ATM-an, kami memesan taksi online menuju Waduk Jatiluhur yang berjarak sekitar 11-12 km. Betul, GOJEK dan Grab udah ada di Purwakarta, melengkapi jalur angkot yang masih banyak beroperasi. View Deck, Istora Resort Waduk Jatiluhur Purwakarta Panorama Waduk Jatiluhur dari Istora Resort, Resto & Cafe Puji Tuhan, driver taksol kami adalah pengelola sebuah operator tur lokal bernama POI Travel Purwakarta. Kami yang tadinya bingung mau turun di mananya Waduk Jatiluhur, segera diarahkan ke Istora Resort Jatiluhur. Yang harusnya bayar 2 kali retribusi tiket masuk kawasan Waduk Jatiluhur dan tiket masuk Istora Resort jadi gratis sama sekali. Abang driver udah akrab dengan para petugas di sana, sehingga dia cukup bilang, “Bawa tamu, Pak.” Habis perkara! Padahal, harusnya kami menghabiskan biaya lho. Hatur nuhun, kang driver. Hatur nuhun, Gustiii. Nanti kalo ada kesempatan lagi ke Purwakarta, gue mau hubungi POI Travel ah. Serius. Harga paketnya murah banget, terus nggak usah mikir mau ke mana-mananya, termasuk mau makan di mana. Paket wisatanya juga lengkap, ada city tour juga ada wisata alam. Foto-foto ala Titanic di Istora Resort Waduk Jatiluhur Purwakarta Gue udah sukaaakkk banget sama Waduk Jatiluhur ini bahkan sejak mobil belum berhenti. Maklum, di Bandung nggak ada perairan sebesar dan sebersih ini. Nggak salah kami diarahkan ke Istora Resort, karena memang di sinilah titik-titik terbaik untuk mengabadikan keindahan Waduk Jatiluhur berada. Waduk kebanggaan warga Purwakarta ini “dijaga” oleh gunung-gunung kecil di sekelilingnya. Tepiannya diselimuti oleh tanaman enceng gondok cmiiw Menurut gue, spot foto terbaik di Istora Resort Jatiluhur ini adalah pada dek yang berbentuk menyerupai kapal, menjorok beberapa meter di atas waduk. Selain itu, di sini juga ada spot dengan tulisan d’Jatiluhur, restoran, rumah pohon yang ternyata view-nya biasa aja, dan spot foto berbentuk hati. Tapi monmaap, karena foto-foto di kamera hape gue nggak sengaja terhapus saat berada di Macau dan ternyata belum di-backup semua di laptop atau Google Drive, ada beberapa spot yang nggak bisa gue tunjukkan di sini. Mendekati siang hari saat cuaca mulai panas dan gerah, kami beranjak meninggalkan Waduk Jatiluhur kembali ke pusat kota. Kali ini kami naik angkot. Kami tinggal jalan kaki sedikit menuju pintu gerbang Istora Resort, lalu menunggu angkot dari pinggir jalan. Baca Juga Itinerary Sehari Mengunjungi 6 Tempat Wisata di Semarang Check Point 2 Makan Siang di Sate Maranggi Maskar Ajiiib Purwakarta Naik angkot di pedesaan itu memang kadang ajaib. Angkot yang kami naiki sesekali berkendara di luar jalur resminya, mengikuti personal customized request dari penumpangnya, memasuki jalanan kecil yang berbatu-batu sampai angkotnya berjalan pelaaannn banget. Gue sih tenang aja. Pada akhirnya, kami sampai juga di tujuan kami, sebuah pertigaan yang menjadi pembatas imajiner antara kawasan pusat kota dan kawasan Jatiluhur. Jadi, untuk menuju Waduk Jatiluhur dari pusat kota Purwakarta dan sebaliknya bisa dicapai dengan angkot, tapi harus 2 kali. Penampakan sate maranggi di warung Maskar Ajiiib Purwakarta Dari pertigaan itu, kami naik taksi online menuju Sate Maranggi Maskar Ajiiib yang beralamat di Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja no. 4. Tempat makan ini juga gue putuskan secara impulsif saat itu juga dengan browsing. Seperti biasa, gue memang nyantai banget saat ngetrip di negara sendiri. Nggak banyak mencari informasi dan nggak menyusun itinerary dengan detil. Walaupun tempatnya sederhana juga nggak ber-AC, tapi yang penting luas dan bersih. Ada tempat duduk biasa dan tempat duduk lesehan yang ada di kedua tepi ruangan. Kami sama-sama memesan seporsi sate maranggi dengan nasi dan teh panas. Rasa dan porsinya oke lah. Harga pastinya lupa berapa, kalau nggak salah di kisaran Baca Juga Bertualang Kuliner di Cirebon, Dari Warung Sampai Cafe Kekinian Check Point 3 Stasiun Kopi Purwakarta Black Coffee, Stasiun Kopi Purwakarta Roti bakar dan kopi hitam panas, Stasiun Kopi Purwakarta Sebenernya sebelum mampir ke Stasiun Kopi ini, kami sempat ke Cikao Park dulu. Namun karena ternyata tempatnya nggak menarik, panas, gersang, kami cuma leyeh-leyeh aja di sana Sanny malah sampai tidur. Jadi, kunjungan ke Cikao Park gue abaikan di tulisan kali ini ya. Stasiun Kopi ini deket banget sama Stasiun Kereta Api Purwakarta, tepatnya di Jl. Singawinata no. 15. Jadi kalau kamu lagi mampir di Purwakarta dengan kereta api dan nggak punya banyak waktu, ngesot aja ke sini. Menunggu pesanan datang di Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Gue suka banget sama tempatnya! Homey, dibalut dengan desain interior yang kaya unsur kayu. Berasa lagi singgah di rumah oma-oma Belanda atau nyonya-nyonya Tionghoa. Kayaknya sih Stasiun Kopi ini memang menempati rumah tua peninggalan Belanda yang disulap jadi café. Area yang kami tempati diisi dengan meja dan kursi-kursi kayu. Ada 3 ruangan lain yang diisi dengan sofa-sofa seperti ruang keluarga, salah satunya dilengkapi dengan meja layang memanjang dan kursi-kursi bar untuk mereka yang datang sendirian. Ada beberapa bahan bacaan yang disediakan. Outdoor seating area juga tersedia. Gue memesan kopi hitam panas dan roti bakar isi cokelat. Harganya lebih murah daripada standar café di Bandung. Tujuan kami ke sini memang mau ngadem dan santai-santai aja, jadi nggak memesan makanan berat. Menu makanan dan minumannya cukup bervariasi kok, ada makanan nusantara dan western. Baca Juga 5 Tempat Wisata di Jogja yang Instagrammable dan Anti-Mainstream Check Point 4 Final Air Mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga Purwakarta Suasana car free night Purwakarta Cosplayer di car free night Purwakarta Pertunjukkan air mancur yang sempat hits beberapa bulan lalu itu ternyata sudah dekat dari Stasiun Kopi dan Stasiun Purwakarta, jadi kami bisa jalan kaki ke sana. Ternyata, jalan di depan Stasiun Kopi itu disulap jadi area pedestrian alias car free night setiap malam minggu. Kami berjalan santai bersama warlok warga lokal, bukan warlok di Warcraft di bawah lampion-lampion yang melayang saling silang di awang-awang. Kami melalui deretan pedagang makanan dan muda-mudi cosplay begitu saja, straight away to the Sri Baduga Park’s Situ Buleud. Hari sudah gelap saat itu, mungkin sekitar jam 7 malam. Ratusan pengunjung sudah duduk memenuhi tribun yang mengelilingi situ. Kami agak susah payah menemukan tempat duduk kosong dengan area pandang yang bagus. Pengunjung sudah memenuhi Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur ini gratis, tapi tamannya sendiri nggak dibuka sepanjang waktu. Biasanya, pengunjung udah sibuk mengantre sejak sekitar pukul 1700. Baru kemudian sekitar jam 6 sore, pintu gerbang taman dibuka dan pengunjung masuk berduyun-duyun ke dalam Taman Sri Baduga. Kenapa gue bisa tau? Karena beberapa minggu sebelumnya gue udah ke sini. Udah ikut ngantri, udah duduk ganteng nungguin pertunjukkan air mancur dalam suasana remang-remang, tapi terus gue keluar sebelum pertunjukkan dimulai karena udah keburu pesen travel balik jam 8 malam. Bersama Sanny malam itu, gue akhirnya kesampaian menyaksikan pertunjukkan air mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga. Baca Juga 15 Hal yang Dapat Kamu Lakukan di Palembang Konon, pertunjukkan air mancur Purwakarta ini adalah yang terbesar se-Asia Tenggara. Bener enggaknya gue nggak tau, karena gue cuma pernah nonton pertunjukkan air mancur yang ada di KLCC Park Kuala Lumpur. Kalau dibandingkan sama yang di KL itu, memang air mancur Situ Buleud ini lebih besar. Seharusnya ada 2 kali pertunjukkan, yaitu jam 1900 dan 2000, tapi malam itu pertunjukkan hanya berlangsung sekali jam 1930. Alasannya sih karena ada kendala teknis. Pertunjukkannya berlangsung selama kurang lebih 15 menit, di mana kita menyaksikan air mancur yang menari-nari dalam berbagai rupa dan warna mengikuti irama lagu kebangsaan yang digaungkan. Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Saat ke sini untuk pertama kalinya, gue mengeluhkan kehadiran lampu sorot karena menurut gue mengganggu pandangan. Ternyata eh ternyata, saat pertunjukkan berlangsung, lampu sorotnya dimatikan. Gue cukup puas, ada beberapa bidikan kamera yang mampu mengabadikan lukisan cahaya malam itu dengan indah. Dari Taman Sri Baduga Purwakarta, kami berjalan menembus hiruk pikuk malam minggu menuju jalan raya untuk menumpang angkot menuju Giant Ekstra. Meski agak tersendat dengan kemacetan, tapi puji Tuhan kami tidak terlambat. Dari Giant Ekstra, kami naik Arnes Shuttle lagi untuk keberangkatan jam 2100 kembali ke Bandung. Sampai jumpa lagi, Purwakarta. Ingin di lain kali, gue bisa singgah satu malam di bawah langitmu agar bisa menyambut kesegaran pagimu di esok harinya. Baca Juga 10 Hal yang Bisa Kamu Lakukan di Pontianak Nah, jadi buat kamu yang berdomisili di Jakarta atau Bandung, Purwakarta bisa jadi jujugan untuk weeked getaway, entah one day trip atau liburan 2 hari. Kalau perlu, kamu bisa kembali ke kota asalmu pada hari Senin subuh. Selain Waduk Jatiluhur, Stasiun Kopi, dan Situ Buleud Taman Sri Baduga, masih ada banyak banget tempat wisata di Purwakarta. Sayangnya, mereka semua berada jauh dari kota, padahal gue juga pengen ke curug sama situ-nya. Jadi kalau kamu mau berkunjung ke tempat-tempat yang jauh dari kota itu, mending bawa mobil atau sewa tur seperti POI Travel Purwakarta. Oke, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya. Keep learning by traveling~ Tag air mancur purwakarta, air mancur situ buleud, air mancur taman sri baduga, arnes shuttle, cafe di purwakarta, car free night purwakarta, coffee shop purwakarta, day tour purwakarta, istora resort purwakarta, istora resto cafe purwakarta, jadwal air mancur purwakarta, jalan-jalan di purwakarta, jawa barat, kuliner purwakarta, malam minggu di purwakarta, one day trip purwakarta, open trip purwakarta, paket tour purwakarta, Purwakarta, purwakarta dalam sehari, sate maranggi maskar ajib, sate maranggi purwakarta, sewa mobil purwakarta, situ buleud purwakarta, situ buleud taman sri baduga, stasiun kopi purwakarta, taman sri baduga purwakarta, tempat makan purwakarta, tempat nongkrong purwakarta, tiket masuk waduk jatiluhur purwakarta, travel bandung purwakarta, waduk jatiluhur, wisata di purwakarta
lPbg.
  • 6iy2j67y44.pages.dev/827
  • 6iy2j67y44.pages.dev/611
  • 6iy2j67y44.pages.dev/581
  • 6iy2j67y44.pages.dev/703
  • 6iy2j67y44.pages.dev/915
  • 6iy2j67y44.pages.dev/464
  • 6iy2j67y44.pages.dev/949
  • 6iy2j67y44.pages.dev/643
  • angkot dari stasiun purwakarta ke waduk jatiluhur